Idelando-Menjadi dewasa adalah bagian dari perjalanan hidup setiap orang, baik dewasa secara umur maupun sikap dan pemikiran. Bicara soal laki-laki yang tumbuh dewasa, cara berpikir laki-laki akan semakin berubah, begitu pun hubungannya dengan keluarga. Ketika beranjak dewasa laki-laki malah menunjukkan sikap dingin dalam keluarga, merasa bahwa dirinya sudah bisa menghadapi kerasnya dunia, padahal hanya pura-pura. Laki-laki hanya akan menceritakan kisah-kisah seru yang dialami kepada keluarga daripada masalah yang sedang dihadapi, apalagi masalah hati. Memendam sendiri dan bersikap seakan-akan tidak terjadi apa-apa.

Entah kenapa ketika laki-laki beranjak dewasa hubungannya dengan bapa akan sedikit renggang, terkesan cuek dan ngobrol seperlunya saja. Menunjukkan rasa sayang dan rasa peduli menjadi hal yang sangat sulit dilakukan oleh seorang anak laki-laki kepada bapanya, begitu pula sebaliknya. Terkadang hubungan seorang anak laki-laki dewasa dengan bapanya sebatas kebutuhan uang. Berbeda dengan mama, anak laki-laki tidak pernah canggung untuk menunjukkan rasa sayang dan pedulinya kepada mama, baik dengan kata-kata manis maupun pelukan hangat.

Baca juga: Ruteng Sempit, Tiap Kali Kencan Ketemu Bestie Lucknut

Hubungan saya dengan bapa saya sebenarnya tidak begitu berubah semenjak saya masuk usia 17 tahun, kami bercanda seperti biasa namun kali ini bapa terkadang tidak peduli dengan masalah yang saya hadapi, mungkin dia merasa bahwa ini saatnya saya bertanggung jawab dengan apa yang menjadi pilihan hidup saya. Untuk permasalahan kebutuhan uang tetap bapak yang handle. Kurang lebih begini, masalah keuangan larinya ke bapa dan masalah hati larinya ke mama.

Saat ini, saat usia saya terbilang sudah dewasa, tema obrolan saya dan bapa juga berubah, yang dulunya kami ngobrol hal-hal receh sekarang berubah ke hal yang lebih serius seperti politik, kriminalitas, korupsi Indonesia yang tak pernah selesai. Obrolan yang sangat menguras pikiran. Saking serius, kami pernah ngobrol panjang lebar mengenai rencana manusia akan pindah ke Mars. Obrolan yang muncul karena sebenarnya kami berdua tidak tahu apa yang harus dibicarakan ketika duduk berdua.

Baca juga: Pamer Pencapaian Elegan Versi Bapak-bapak

Semenjak usia 17 tahun, setiap kali saya mengeluh mengenai apa yang saya hadapi, bapa malah mengolok-olok, sangat berbanding terbalik dengan cara bapa merespon ketika saudari perempuan saya yang mengeluh tentang apa yang mereka hadapi, bapa akan memberikan solusi dan tak segan untuk membantu. Tidak adil, kami laki-laki juga butuh bantuan, Pa. Bapa dan saya sebenarnya sama-sama canggung.

Memeluk bapa adalah hal paling canggung di usia yang terbilang dewasa, jangankan memeluk, menunjukkan kasih sayang dan rasa peduli pun sangat jarang. Seperti mengucap selamat hari ayah atau pun selamat ulang tahun yang terkadang sulit untuk dilakukan oleh anak laki-laki di usia dewasa. Selain karena usia yang dewasa, tekadang respon bapa juga yang menjadi alasan anak laki-laki canggung untuk menunjukkan kasih sayang. Misalnya, “Selamat ulang tahun Bapa” dan bapa hanya menjawab “Oke”. Datar tanpa ada basa-basi. Sangat berbeda dengan respon bapa ketika anak perempuan yang mengucap kata-kata tersebut.

Baca juga: Mengenang Masa Lalu: Listrik Padam dan Mama yang Menjadi Pendongeng Hebat

Bapa menunjukkan rasa sayang dan pedulinya terhadap anak laki-laki dengan cara yang berbeda. Ketika anak laki-laki pergi merantau, ekspresi bapa tentunya berbeda dengan mama yang terlihat sedih dan khawatir. Bapa hanya senyum tanpa memperlihatkan rasa sedih, tetapi jauh dalam hatinya bapa juga menyimpan rasa sedih dan khawatir. Dia tidak akan pernah mau terlihat lemah di depan anak laki-lakinya. Mungkin begitu cara bapa mengajar arti kuat kepada anak laki-lakinya. 

Bapa adalah orang yang paling berpengalaman dalam menjalani hidup, dia selalu belajar dari pengalaman yang ia hadapi dan mungkin karena itu juga bapa membiarkan anak laki-laki belajar untuk bertanggungjawab tanpa melibatkan dia. Suatu saat nanti anak laki-laki yang akan menjadi kepala keluarga harus bisa bertanggung jawab dengan hidupnya dan hidup keluarga barunya tanpa seorang bapa. Bapa adalah cinta pertama anak perempuan dan mama adalah cinta pertama anak laki-laki. Cinta pertama bapak dan mama adalah semua anak-anaknya.

Penulis: Rudy Herwanto

0 Komentar