Idelando-Setelah kuliah, impian terbesar adalah mendapatkan pekerjaan. Syukur-syukur bisa jadi ASN. Posisi ternyaman untuk mimpi yang sempurna tiap orang. Eits, jangan coba-coba bilang buat apa kejar jadi ASN kalau masih ada pekerjaan lain. Kawan, hati kecil orang itu kita tidak bisa baca e. Belum lagi isu sosial yang beredar, ASN adalah menantu idaman setiap calon mertua. Zona nyaman toh?

Saat berada di dunia kerja, atau pun masih berkelana mencari yang tepat dan cocok, ada banyak hal yang akan kita hadapi. Kondisi ini tentunya mengharuskan kita untuk beradaptasi. Belum lagi jurusan yang kita ambil selama kuliah sepi lowongan, kalah dengan orang dalam, atau pun selisih tipis nilai saat ujian CPNS. Berat kan? Belum lagi dengan basa-basi pertanyaan umum saat bertemu kenalan atau orang yang sedikit pernah tahu tentang kita, oe yang ini juga butuh waktu dan cara untuk beradaptasi.

Pertanyaan "kerja di mana" adalah hal yang paling sering dijumpai. Puji Tuhan jika sudah kerja, akan mudah beradaptsi. Kalau pun punya waktu obrolan lama, kita hanya bahas tentang lika-liku pekerjaan. Atau pun menyarankan untuk mencoba pekerjaan baru yang lebih menjanjikan. Jika belum bekerja, kita hanya berhadapan dengan nasihat dan penguatan mudah diungkapkan tapi susah dipraktikan. Belum lagi dengan kalimat pamungkas, "kawan rejeki Tuhan su atur". Eits, mereka tidak tahu berapa doa yang sudah kita panjatkan, berapa berkas yang lenyap, dan beberapa orang yang sudah meng-ghosting dengan kalimat "nanti kami akan hubungi lebih lanjut". Yang bertanya enak, tinggal pulang dan tukar nomor jika sempat. Lawan bicara? Su tahu toh ke mana arahnya? Berjuang sudah pasti, tapi realita lain. Poin pentingnya adalah terus berusaha dan hilangkan rasa gengsi. Omong punya omong yang terakhir juga macam penguatan o. Mimin sering dapat yang begini-begini.

Basa-basi lain adalah "mana pasangan" dan "kapan urus". Tuhan e ini juga tidak kalah serem. Jawabannya bervariasi. Jika belum ada dan sudah bekerja jawabannya pasti enak, "masih fokus dan menikmati pekerjaan". Jika sudah ada dan belum bekerja pastinya yang didengar, "tunggu ada modal buat urus e". Namun, jika belum punya dan belum mendapatkan pekerjaan, hem iya begitu sudah jawabannya kawan. Kita merasa krisis gas Eropa kita yang tanggung setengahnya. Belum lagi pesan lanjutan, "kalau mau urus jangan lupa undang". Hem, tenaga pesta punya trik ini. Kalau jawabannya "iya nanti saya kabari" pasti enak didengar dan disusul doa "semoga cepat-cepat emm". Tapi kalau jawabannya buat tidak enak, hem acara tidak sampai selesai. Cukup sampai di dj bento saja. Catatan penting, kalau mau prama lepak macam ini, liat orangnya juga e. Dia ada drama apa denganmu di masa lalu. Awas jawabannya seget semua.

0 Komentar