tentang kamu yang terselib dalam bait rinduku

tentang kamu yang berhasil membuatku menikmati secangkir rindu yang terkadang ingin kupecahkan


Aku Rindu

Di setiap tidur malamku yang panjang

Dirimu hadir menjelma sebagai akar dari saraf

Menjelajahi seluruh pikiranku

Merasuki sanubariku yang kelabu

Lalu di setiap pagiku

Kau menjelma sebagai kicauan burung

Menyapa hangat bagaikan mentari

Tak tahu kah kau bahwa aku rindu

Mendengar merdu suaramu saat kau tertawa

Memandang indah bola matamu

Lalu berbincang tentang pagi yang singkat

Sungguh

Raga yang terpisah menyiksaku

Dan aku tak bisa memusnahkan jarak yang berkuasa


Teramat Rindu

Saat sebelum senja tiba

Harapku senja kali ini berakhir bahagia

Namun apalah daya jurang waktu tak berpihak

Rasa kecewa memberi setitik goresan

Ingin sekali tuk menghentikan waktu

Kuingin menikmati sedikit senyummu

Sebab aku tak kuasa membiarkan senyummu layu

Oh, jingga katakan pada senja bahwa aku teramat rindu


Rindu dan Cemburu

Mungkin ini salah

Atau aku yang terlalu padamu

Rasa yang tak ingin jauh

Antara aku dan kamu

Tak ingin terbagi

Tak ingin berpisah

Aku rindu

Aku cemburu

Pada  angin yang membelai rambutmu

Hujan yang menemani soremu

Dan motormu yang selalu kau tumpangi

Bahkan pada selimut yang mendekapmu dengan hangatnya

Konyol rasanya

Ya, aku terlalu mencintaimu


Hari Ini Hujan

Hujan selalu membawa aroma yang tak biasa

Namun aku terbiasa menikmatinya

Tentang kita yang bermain hujan

Semua rongga terbuka untuk aroma ini

Dan bertahan lebih lama dalam dada

Kepada hujan aku berpesan

Ambillah rinduku dan hanyutkan bersama derasmu

Aku akan tegar seperti hujan yang menguatkan


Akhir Sebuah Rindu

Kau tahu, menahan gejolak rindu itu perih

Seperti aku yang kau paksa melupa

Kau sibuk mengukir senja yang baru di sana

Di sini aku bertahan pada senja yang kau janjikan

Meski tak bisa kupastikan akhir yang bahagia

Namun kerinduanku padamu

Membuatku pecaya Tuhan akan menjaga rasa ini

Agar terus ada dan tak pernah padam

Maka biarkan rindu terus berkelana

Menuju pada empunya rindu


Namamu Baitan Rinduku

Angin malam kembali menyapa

Di setiap sela-sela kulitku

Hingga kembali terisik kalbu heningku

Apa kabar kamu?

Malam ini terasa begitu dingin, bukan?

Bagaimana senja hari ini, ada yang hilang?

Kuharap ia tak mengambil rasa darimu

Kembali kuselibkan sebait rindu pada malam

Angin dan gelap penyalurnya

Di saat mereka tiba hirup dan teguklah

Mereka adalah  pembawa hadirku


Secangkir Rindu

Selalu kuceritakan kisah kita pada bait puisiku

Tentang kita yang selalu menelusuri jalan di kala hujan

Tentang secangkir kopi di kala senja

Tentang kita yang duduk bersama di tengah lapang

Mentari selalu saja membawa kita

Seolah memberi isyarat hari ini akan berakhir

Namun secangkir kopi selalu ada di samping laptopku

Di sudut kamar yang sama

Di ruang kalbu yang sama pula

Kuselalu menanti pada temu yang kau janjikan

Ingin kusudahi masa perkuliahan

Agar secangkir rindu dapat kau pecahkan

Tak ada lagi secangkir rindu

Tak ada lagi yang tersaji di sampingku

Hanya kamu dan kamu


Perihal Merindu

...

Kau tahu, aku benci menunggu

Bukan inginku memaksamu untuk terus mengabari

Bukan maksudku memenjarakan bebasmu

Namun, ini perihal rasa

Rasa yang telah kau cumbui dengan cinta

Beri sedikit kabar di mana pijakmu

Adalah pelerai atas kegundahanku


...

Di balik kelopak senja yang begitu teduh

Kutitipkan rindu dari sudut kota

Untukmu, pria berwajah dingin namun menghangatkan

Padamu selalu ada kerinduan

Padamu selalu ada cerita

Dan padamulah selalu ada gelisah

Sebab tak ingin malam datang menyapa

Lalu meraibmu dari bayanganku


...

Di sudut malam, aku terlarut dalam keheningan

Hanya suara kaldu dan irama jangkrik yang mengiringi

Kunikmati setiap detik alunan yang menghantarkan padamu

Semua tentang kamu dan kisah kita

Ambu-ambu romansa kerinduan terpapar mala

Inginku hanyutkan semua kerinduan

Menumpahkan semua hasratku

Di tengah jiwa yang menggigil sebab kerinduan yang menyiksa

Hadirmu yang hanya sebatas bayang bagiku

Adalah kegilaan yang merasuk jiwaku


...

Masih tentang rindu

Yang  hanya sebatas semu

Tak pernah menghadirkan temu

 

Ada banyak tanya di sanubari

Yang sedang terbang melintasi

Tentang rindu akan sebuah relasi

                                                               

Apakah aku terlalu candu?

Hingga selalu memikirkanmu

Masih adakah rasamu untuk kisah kita?

Atau sudah lupa akan kisah kita?

 

Entah itu rinduku atau tentang rasamu

Aku serasa tanpa arah tuju

Perihal rindu yang berakhir temu atau semu

Biarkan takdir yang menentu


Penulis: Maria Hadjon

0 Komentar