Idelando-Hai, apa kabar Nana? Bagaimana hari-harinya Nana? Baik-baik saja to? Semoga selalu baik.

Nana, Nana tahu ternyata Nana masih jadi favorite person buat saya tahun ini.

Saya mau bilang sesuatu ke Nana. I miss you. I really really miss you. I miss everthing about you. I miss us.

Bohong kalau saya tidak kangen Nana, setiap malam masih memikirkan Nana. Nana lagi apa, sudah makan atau belum, bagaimana hari-harinya Nana? Bagaimana pekerjaan Nana? Saya masih memikirkan itu semua.

Nana e, seandainya ada kesempatan bagi saya untuk berbincang manis empat mata dengan Nana, saya hanya ingin bilang terima kasih dan maaf atas semua rasa dan perasaan ini.

Terima kasih telah menjadi bagian dari cerita manis ini, berbagi proses pendewasaan selama bertahun-tahun kita menjalin kasih.

Maaf karena mungkin Nana merasa terbebani akan kehadiran saya dengan rasa cinta yang saya tempatkan pada Nana dan maaf pernah segila itu mencintai Nana.

Bila nanti Nana telah temukan sosok yang Nana pilih untuk menjadi bagian dari alasan Nana Bahagia yang di mana itu bukan saya, Nana ingat ini.

Kisah kita memang terbentang antara jarak dan waktu. Nana di sana dan saya di sini. Tatkala kita sering berantem.

Tapi, terima kasih sudah menjadi salah satu bagian dari sejarah yang melekat, dan terima kasih juga sudah pernah hadir dan menjadi bagian yang paling terbaik. 

Maaf sudah membuang begitu banyak waktu Nana yang berharga dulu bahkan semesta tahu bagaimana rasanya rindu tanpa temu meski saya mau Nana dengan kenangan yang lebih hebat dan indah.

Saya selalu bertanya kepada semesta dari sekian banyaknya cara kenapa harus perpisahan yang ada? Bahkan semesta tahu saya menyayangi Nana lebih dari apa pun, dan bahkan Nana tahu itu.

Nana segalanya bagi saya, bahkan sampai kita sudah tidak jadi apa-apa lagi. Saling asing.

Nana e, ternyata membiarkan Nana pergi meski ingin menahan itu sakit. Melepaskan sesuatu yang sebenarnya masih ingin digenggam.

Tapi, Nana tahu, dengan Nana pergi ternyata saya sadar saya pernah begitu Bahagia dengan Nana dulu. Meskipun sekarang saya tidak lagi dengan Nana, saya merasa cukup mencintai Nana dan akan menjadi bagian terbaik dalam hidup.

Bila nanti semesta tidak mempertemukan kita, saya hanya mau titip pesan:

Tetaplah jadi diri sendiri. Nana hebat dan tetaplah menjadi orang yang baik seperti biasa. Ingat satu hal, saya selalu menyayangi Nana. Nana berhak Bahagia dengan apa pun itu dan dengan siapa pun itu. Baik-baik di sana. Jaga Kesehatan.

Penulis: Maria Hadjon, seorang mahasiswa. Akun ig @mariahadjon_

Sesingkat itu tulisan saya. Saya mengucapkan terima kasih.

0 Komentar