pexels.com

Idelando-Semalam saya memutuskan untuk meninggalkan meja kerja saya lebih awal karena letih. Beberapa Minggu terakhir waktu tidur saya hanya satu atau dua jam saja karena harus menyelesaikan tugas-tugas kuliah.

Saya memutuskan tidur lebih awal (pukul 22.00) dengan harapan bangun lebih awal supaya bisa menikmati sinar matahari pagi. Dua minggu terakhir saya baru bisa tidur ketika matahari mulai terbit. Ketika mama bangun untuk menyalakan tungku api; bapa memberi makan ayam dan membersihkan kandang dari kotoran.

Namun, niat itu menjadi gagal disebabkan saya tidak terbiasa tidur pada pukul 22.00. Waktu tidur saya paling cepat adalah pukul 02.00. Itu terlepas dari mengerjakan tugas kuliah. Ada dua alasan mengapa begadang. Pertama tidak ngantuk. Kedua rasanya ada yang akan disesalkan bila tidur lebih cepat.

Apakah teman-teman pernah mengalami hal yang sama? Teman-teman merasa sangat cape dan menyerahkan diri ke kasur, tapi teman-teman tidak mendapatkan momen tidur yang teman-teman harapkan. Sementara, otot-otot kalian terus merongrong dan pelipis kalian tegang, entah karena terlalu lama di depan laptop, terlalu berpikir, terlalu banyak membaca, terlalu lama nonton YouTube, dan terlalu lainnya. Entalah.

        Baca juga:
        Belajar Berdemokrasi dari Hikayat Penguin Karya Anatole France
        Orang-orang Bertopeng
        Perjalanan ke Yogyakarta: Sebuah Catatan 

Jika dalam ilmu kesehatan tidur lebih awal memberi dampak positif bagi kesehatan tubuh dan pikiran, bagi orang yang suka begadang dapat menambah stres. Hal itu benar-benar saya alami. Beban stres itu menjadi dua kali lipat. Pertama stres terlalu banyak pekerjaan. Kedua stres karena susah tidur. Dan itu sangat menyebalkan.

Kalian pasti pernah mengalami hal yang sama, dalam waktu yang panjang—entah berapa jam—kalian berusaha untuk tidur. Kalian memejamkan mata berulang-ulang; selalu bergerak ke kiri atau ke kanan; mengambil posisi tidur telungkup atau telentang bergantian dengan cepat; atau membolak-balik bantal berusaha mencari sisi yang hangat atau dingin. Sampai kalian tiba pada waktu yang seharusnya kalian untuk tidur. Tapi gawatnya, pada waktu yang lazim itu kalian tak dapat tidur, kerena tingkat stres kalian sudah sangat tinggi.

Sayangnya, di situasi itu kita sedang tidak berminat mengerjakan hal-hal biasa yang kita kerjakan, misalnya menyelesaikan tugas-tugas kuliah tadi, karena yang kita inginkan hanya tidur. 

Lalu, kita beralih ke hal lain seperti menonton YouTube atau sejenisnya, yang justru menambah masalah. Sebagaimana yang saya alami semalam, mata saya terasa pedis dan terus berair. Bukan hanya itu, nonton youtube memperpanjang waktu begadang kita, di mana kita terlena dengan waktu. Sakit jadi bertambah satu lagi. Sakit kepala. Ketika itu juga saya membayangkan kaum rebahan yang menghabiskan waktunya di depan layar handphone.

Entah pada pukul berapa saya menulis paragraf-paragraf ini di memo handphone. Saya tidak melihat jam. Tapi seingat saya, saya kalah bertarung dengan rasa ngantuk saya ketika bunyi gelas bersentuhan dalam air mulai terdengar dari rumah tetangga. Selain itu, saya sudah tidak bisa membedakan ayam siapa yang sedang berkokok.

Akibat kalah bertarung dengan rasa ngantuk, saya memutuskan untuk lanjut menulis pada pagi ini. Ada beberapa kata yang saya perbaiki dan beberapa kalimat saya tambahkan.

Ternyata menulis ringan seperti ini dapat mengurangi rasa stres ya. Rasa stres saya mulai lenyap ketika saya menyusun kalimat demi kalimat ringan di memo handphone. Sampai akhirnya saya bisa tidur dan bangun tidak terlalu lama.

Salam

0 Komentar