Kehebatannya dalam merayu pedagang, ketelitiannya dalam membeli barang, kebiasaan lupa, kebiasaanya belanja tak sesuai rencana bukan untuk dirinya sendiri, melainkan untuk keluarganya. Ia ingin memberikan yang terbaik untuk keluarganya. Namun, menghadapi kesabaran seorang mama adalah salah satu pekerjaan terberat. 

Idelando.com-Pernahkah kalian menemani mama berbelanja di pasar? Atau pernahkah kalian merasa jengkel, karena terlalu lama menunggu mama selesai berbelanja? Mungkin kalian tidak pernah merasa jengkel, tetapi saya yakin pasti pernah kalian menemani mama berbelanja di pasar.

Pertama kali menemani mama berbelanja di pasar—waktu kecil—memang sesuatu yang menyenangkan. Itu menjadi momen yang ditunggu-tunggu. Kalau sekali saja tidak diajak, bisa-bisa tantrum berkepanjangan. Kalau su tantrum, semua mainan atau barang di kamar akan dilempar ke mana-mana. Untung mama makhluk yang sabar. Ia selalu mempunyai cara untuk meredahkan tantrum.

Kalau diingat-ingat lagi, jalan dari toko ke toko, dari tenda ke tenda, tawar ini tawar itu saat berbelanja bersama mama sebenarnya sesuatu yang melelahkan. Itu menjadi momen yang menyenangkan karena saat itulah kita bisa minta beli ini itu kepada mama. Walaupun dompet mama sudah menipis, tapi karena kasih ibu yang tak terhingga kepada anaknya, mama selalu punya cara untuk menyiasati  kekurangan itu untuk membeli apa yang kita inginkan.

 

Ketika sudah dewasa, lama-kelamaan menemani mama berbelanja menjadi hal yang melelahkan, menjenuhkan, menjengkelkan, dan menuntut banyak kesabaran. Mengapa begitu? Ini alasannya.

Mama Paling Jago Merayu 

Mama adalah makhluk paling hebat dalam urusan merayu pedagang. Namun, kehebatan merayu itu menjadi hal yang menjengkelkan karena memerlukan waktu yang cukup lama. Jika ada barang yang ia suka, ia pasti berusaha keras untuk mendapatkan barang itu dengan harga yang ia inginkan. Tawar-menawar dengan pedagang bisa memakan waktu 10—20 menit untuk mencapai kata sepakat. Oleh karena kaki su pegal berdiri terlalu lama, kadang saya nimbrung: mama ambil saja sudah jangan terlalu panjang, atau mama pas sudah itu harga. Namun bagi mama, tidak! Harga yang pas untuk barang yang ingin ia beli adalah harga yang ia berikan. Seakan-akan mama paham betul teori pasar. Ia punya trik-trik merayu yang pada akhirnya membuat si pedagang mengikhlaskan barang dagangannya itu.

Mama adalah Manusia yang Teliti

Mama adalah manusia yang teliti. Oleh karena ketelitiannya itu, ia tidak gampang mengambil keputusan. Untuk membeli wortel, misalnya, diperlukan ketelitian yang tinggi, baik pertimbangan harga maupun mutu wortel. Demi mendapatkan wortel yang ia inginkan, kita harus jalan dari lapak yang satu ke lapak yang lain, mereview dan tawar-menawar, lalu kembali lagi ke lapak sebelumnya, mereview dan tawar-menawar, lalu kembali lagi ke lapak yang tadi. Perputaran yang sama terjadi dua sampai tiga kali. Padahal, yang kita lihat, harga dan mutu wortel-wortel itu sama saja. Tidak ada bedanya. Namun, bagi mama, tetap bukan itu wortel yang bagus. Oleh karena tangan dan kaki sudah pegal akibat berdiri terlalu lama dan beban belanjaan yang terlalu berat, saya menunjukkan muka masam. Mama cukup bilang: sabar sedikit, begini sudah kalau belanja. Baiklah, mama!

Mama adalah Seorang Pelupa

Walaupun mama hebat merayu dan sangat teliti, tapi mama adalah seorang pelupa. Tiap kali berbelanja, pasti ada saja barang yang lupa mama beli. Sering terjadi, ketika tengah kembali ke parkiran motor atau sedang di perjalanan pulang, kita harus kembali lagi ke pasar karena ada barang penting yang lupa mama beli. Ini adalah momen yang menjengkelkan dan menuntut kesabaran penuh. Sudah cape berdiri dan tahan pegal, sekarang harus kembali lagi ke pasar. Menjengkelkan bukan? Namun, dia adalah sosok yang saya cinta. Saya tidak ingin orang yang saya cinta menyesali diri. Ya sudah, kita kembali ke pasar dengan modal elus-elus dada agar tetap sabar.

Mama Berbelanja tidak Sesuai Rencana

Sering mama berbelanja tidak sesuai rencana. Mungkin itu yang membuat mama sering lupa. Dari rumah rencananya beli daging babi, tapi sesampai di pasar singgah ke tempat rombengan dulu. Seharusnya kan, belanja dulu yang menjadi utama. Mungkin karena terlalu lama tawar-menawar dan keliling di rombengan, jadinya ada saja barang utama yang lupa dibeli. Kadang lupa beli sayur. Kadang lupa beli bawang. Kadang lupa beli lombok. Kadang lupa beli kunyit. Hal inilah yang membuat saya dan mama sering mendapat omelan dari bapa di rumah, karena terlalu lama pulang. Padahal orang rumah sudah lapar menunggu, sementara bahan untuk masak belum ada. Inilah yang menjadi alasan kenapa bapa tidak pernah mau menemani mama berbelanja. "Terlalu putar-putar jalan." katanya.

Hal-hal itulah yang membuat saya berhenti menemani mama dan cukup menunggu di parkiran. Namun ternyata, pekerjaan menunggu lebih menyebalkan dari menemani. Waktu yang perlukan hampir dua kali lipat dari waktu menemani. Ada dua kemungkinana alasannya:

Pertama, di parkiran saya tidak melakukan apa-apa sehingga menunggu mama selesai belanja terasa sangat lama. Kedua, tanpa saya temani, mama menjadi lebih leluasa untuk belanja. Mama bisa belanja sesuai seleranya tanpa suara protes dan mengeluh yang membuat bising di telingah.

Itulah kisah kecil tentang mama. Si jago merayu. Sosok paling teliti. Seorang pelupa. Pembelanja tak sesuai rencana. Kisah-kisah kecil ini sebenarnya wujud kesabaran seorang mama. Kalau diganti, mama sangat sabar saat berbelanja. Kehebatannya dalam merayu pedagang, ketelitiannya dalam membeli barang, kebiasaan lupa, kebiasaanya belanja tak sesuai rencana bukan untuk dirinya sendiri, melainkan untuk keluarganya. Ia ingin memberikan yang terbaik untuk keluarganya. Namun, menghadapi kesabaran seorang mama adalah salah satu pekerjaan terberat. 

Oh iya, saya lupa, selain keempat hal di atas, mama juga sangat jago meredahkan kemarahan anaknya karena tak sabar menunggu. Jika ia tahu anaknya sedang marah, biasanya setelah belanja ia mengajak anaknya mampir dulu ke warung bakso. Ia tahu warung mana dan bakso apa yang menggugah selera makan anak bujangnya. Atau sampai di rumah, ia akan membuat ikan kuah atau ayam balado terenak di dunia.

Selamat hari Ibu untuk semua Ibu di mana pun berada...


Penulis Opin Sanjaya
Editor :   Yoan Soro

1 Komentar

Soraya Ade mengatakan…
Belum lagi kalo mama ketemu teman lama, selamat datang nostalgia,selamat datang pegal😅