Gambar: pixabay.com

Idelando.com-Mungkin Tulus salah satu penyanyi yang tidak pernah mengecewakan dalam menulis lagu. Lagu-lagunya akan langsung menjadi kicauan paling indah di telinga ketika rilis. Beberapa teman bilang, musiknya sangat menyentuh, ada juga yang bilang liriknya relate buanget. Bagi saya, perpaduan keduanya itu yang membuat orang-orang jatuh cinta dengan lagu-lagu Tulus.

Saya hanya mendengar lagu-lagu Tulus selama Bulan Maret ini. Semua berawal dari notifikasi youtube di beranda handphone bertuliskan "Hati-hati di Jalan-Tulus". Kemudian, lagu ini menjadi bahan pembicaraan di tempat kerja. Saya dan beberapa teman memutar lagu ini berulang kali dengan kesan yang sama; relate e. Lagu ini menjadi pintu masuk ke dalam dua lagu Tulus yang sempat saya abaikan: Diri dan Interaksi. Ketika didengar, fix, tiga lagu ini menjadi lagu wajib tiap hari. Pagi siang dan malam. Apakah ada yang merasakan atau melakukan hal yang sama?

Liriknya relate sudah pasti. Mungkin tiga lagu ini yang paling pas mendefinisikan keadaan (hati) saya saat ini. Tiga lagu ini yang mampu memberikan jawaban atas pertanyaan: mengapa hatimu selalu risau hari ini? Melampaui itu, ia punya energi. Tulus tiba-tiba menjadi sosok pahlawan yang menguatkan, menyadarkan, dan mengajarkan kita kesabaran. Apalagi dibumbuhi khayalan dari kita sendiri ketika dengar ini lagu. Mungkin ada di antara kita yang menjadikan diri sebagai model dalam ini lagu. Entahlah, mungkin tokoh yang sedang patah hati. Hem, coba teman-teman bayangkan, dengar "Hati-hati di Jalan" plus hujan di Ruteng, manik keta senget'n.

Saya merefleksikan beberapa hal dari tiga lagu ini:

Hati-hati di Jalan

Bilang "hati-hati di jalan" dengan pacar saat dia bepergian dengan "hati-hati di jalan" dalam lagu Tulus, beda ya. Ingat itu! Kalau diringkas, ini lagu ceritanya: kau sudah yakin kalau dia kau punya jodoh, tapi Tuhan bilang tidak. Itu bisa dilihat dari kata "kukira". Apakah teman-teman pernah dalam situasi ini, salah menduga kalau dia kau punya jodoh? Merasa bahwa hubungan akan baik-baik saja dan terasa mudah, karena memiliki banyak kesamaan, tapi tibalah satu titik (saat kau ingin memutuskan untuk menetapkan dia) datang berbagai masalah, seperti ketidaknyamanan, tidak direstui, ketidaksetiaan, dll. Kemudian, pekerjaan terberatnya adalah melupakan dia dan kau berdoa seperti dalam lirik "semoga rindu ini menghilang, konon katanya waktu yang sembuhkan". Lalu, muncul perasaan yang kau sebut "benci", tapi sebenarnya kau tidak benci, kau marah kenapa belum bisa lupa tentang dia. Mungkin yang perlu diingat, kau harus belajar terbiasa hidup dengan kenangan tentang dia. Uits.

Satu hal yang dipetik dari lagu ini. Tulus mau bilang, walau banyak kesamaan dengan pasangan tidak selamanya bisa bersatu. Kalau direfleksikan, mungkin justru yang bersatu dengan kita orang yang tidak memiliki kesamaan dengan kita. Rumusnya begini, sesuatu bisa melengkapi sesuatu yang lain kalau sesuatu itu berbeda dari sesuatu yang lain. Mengerti to? Namun, semua tergantung yang di atas e. Enu nana, maksud de Tulus "hati-hati di jalan" ho, lako ne salang masing-masing ga, ngaji kali ga semoga bahagia, ai toe asam dan garam yang bertemu di belanga meu ge. Ada orang lain yang harus kau lengkapi hidupnya.

Interaksi

Kalau yang ini, agak susah untuk dijelaskan. Yang bisa saya refleksikan bahwa ini lagu mendefiniskan orang-orang yang trauma, maksudnya orang-orang yang tak ingin patah hati lagi. Apa teman-teman pernah seperti ini? Setelah mengalami patah hati, ingin move on, lalu bertemu dengan seseorang. Kau ingin, tapi kau trauma. Kau takut patah hati lagi. Kaum ini yang Tulus sebut "yang tak berkendali di oasis sendu" alias YTBOS. Oasis: tempat, pengalaman, dan sebagainya yang menyenangkan di tengah-tengah suasana yang serba kalut dan tidak menyenangkan. Saat berada dalam situasi ini, kau hanya bisa berdoa "jika dia memang bisa untukku, sini dekatlah dan dekatlah. Jika dia memang bukan untukku, tolong redalah dan redahlah". Untuk kaum ini, yang sabar e, kalian pasti akan dapat yang terbaik.

Diri

Nah, kalau yang ini, lagu pertama yang saya putar tiap pagi, karena menumbuhkan motivasi dalam diri. Ini bisa dikaitkan dengan berbagai konteks, sesuai dengan situasi yang dialami. Kalau dikaitkan dengan dua lagu di atas, Tulus mengajak kita untuk berdamai dengan diri sendiri setelah kita mengalami patah hati dan trauma. Tulus meyakinkan kita bahwa semua akan baik-baik saja. Bagaimana caranya? Tulus bilang: maafkan diri sendiri, jujur pada diri sendiri, dan berterima kasihlah pada diri sendiri. Karena kau begitu berharga.

Saya sangat jatuh cinta dengan lagu-lagu Tulus. Tiga lagu ini menggambarkan episode kehidupan manusia: patah hati, trauma, dan puncaknya berdamai dengan diri sendiri. Tapi, mungkin patah hati lagi. Realnya, terjadi dalam kehidupan remaja atau orang-orang yang sudah bahagia tapi bahagianya belum sempurna.

Penulis: Opin Sanjaya

0 Komentar