Idelando.com-Tidur pada siang hari serasa seperti dosa daging: makin banyak tidur kau makin ingin tidur terus, dan toh tidak merasa nyaman, rasanya seperti kenyang sekaligus tidak senang. Begitu kata Umberto Eco. Barangkali kalimat ini mewakili apa yang  tengah dialami seorang insomnia. Kaum yang berjuang tidur pada malam hari dan susah tidur pada siang hari.

Keadaan tak dapat tidur ini telah merasuki saya selama mengemban status anak kos di Jogja. Keadaan ini juga dialami teman-teman terdekat sesama mahasiswa. Gejala ini menghadapkan saya dengan kesulitan memulai dan mempertahankan tidur; kelelahan; cepat marah; penurunan memori dan konsentrasi; selalu lesu. 

Bangun dari tidur selalu dalam keadaan lapar dan terasa sakit di seluruh badan, yang menyebabkan ketidaknyamanan dan ketidakpuasan serta mengganggu aktivitas dan  produktivitas saya. Barangkali insomnia memang kutukan bagi seorang yang menyandang gelar anak kos.

Selain wisuda tepat waktu, mimpi saya yang lain adalah tidur lebih awal dan bangun lebih awal. Bisa mandi, melihat matahari terbit, dan menikmati kopi di pagi hari adalah salah satu ujud dalam doa tidur saat subuh. Sesekali saya mengalami hal itu, saya merasa seperti terlahir kembali dan menjadi suatu kebanggaan.

Lalu, kenapa saya menyebut ini sebagai penyakit bagi segelintir mahasiswa rantau? Ini alasannya. Saya sangat gabut dan saya isi dengan penelitian kecil nonilmiah yang sebenarnya tak penting. Saya bertanya kepada teman se-kos, sekelas, dan tetangga kos, yang juga mahasiswa rantau, apakah mereka mengalami gejala yang sama dan ternyata benar. Mereka juga insomnia. Maksud saya, beberapa teman mahasiswa rantau juga mengalami hal yang sama. Sesuai pengalaman pribadi, ada tiga penyebab insomnia.

Pertama, fasilitas wifi di indekos. Dengan wifi, tiap hari nonton youtube dan bermain game online sampai lupa waktu. Rutinitas ini menyebabkan saya kesulitan kembali ke pola tidur normal.

Kedua, tugas yang terlalu menumpuk. Hampir semua waktunya hanya untuk kuliah dan kerja tugas. Oleh karena terbiasa, saya kesulitan untuk kembali ke pola tidur normal.

Ketiga, pola hidup gaya kota seperti caffe dan burjo buka 24 jam, atau angkringan sampai pagi membuat tergiur untuk nongkrong sampai lupa waktu.

Tidak ada pencegahan berarti selain konsumsi vitamin C dan sangobion. Namun, saya akui bahwa insomnia benar-benar mengganggu kesehatan fisik dan mental. 

By...the...way, walaupun berpengaruh buruk terhadap kesehatan fisik dan mental, insomnia ternyata juga membawa dampak positif. Insomnia dapat memberi waktu lebih banyak kepada kita untuk melakukan sesuatu yang berguna. Secara pribadi, tugas-tugas kuliah dapat diselesaikan dengan cepat.

Selain itu, saat insomnia kita dapat melakukan hal-hal yang kita suka, seperti membaca, menulis, menonton film, bermain game, bermain musik atau mendengarkan musik.

Menariknya, rutinitas selama insomnia menjadi bahan pembicaraan saat ngopi sore di tempat rekreasi indekos. Ada yang telah menyelesaikan beberapa bahan bacaan menarik. Ada yang telah lincah memainkan hero dalam game: bagaimana menghadapai musuh dan menghindar dari musuh.

Ada yang telah menguasai beberapa kunci gitar. Ada yang telah memanen rupiah dari ngeblog, dll. Tanpa disadari, kaum insom telah mempelajari banyak hal. Namun, tak dapat disangkal bahwa konsentrasi dan porduktivitas selama kuliah  terganggu.

Gawatnya, tanda-tanda buruk pada fisik, seperti kurus, pucat, kusut, lingkaran hitam di sekitar mata menuai pandangan negatif dari tetangga saat pulang libur. Kalimat "kalau tidak begini bukan mahasiswa namanya" adalah pembelaan yang terasa pas sekaligus tidak pas, tapi itulah yang dialami.

Omong-omong soal penyebab sakit satu ini, kalau dipikir-pikir, bergantung pola yang dibangun saat pertama kali menyandang gelar sebagai mahasiswa perantau, karena tidak semua mengalami insomnia. Hanya segelintir orang. Ada yang dari awal tetap konsisten dengan pola tidur yang sehat. Ada yang dari awal salah membangun pola tidur sehat.

Ini adalah penyakit. Ia menganggu kesehatan dan muncul akibat kebiasaan buruk. Saya katakan wajib, ya karena semua mahasiswa rantau yang saya kenal mengalami insomnia.

Kemudian, melakukan hal-hal berguna seperti yang telah disebutkan adalah sebuah bentuk peralihan agar konsentrasi dan produktivitas tetap terjaga, karena kembali pada pola tidur yang baik adalah hal yang sulit, bahkan membutuhkan biaya.

Jadi bagi mahasiswa baru (maba), ketika pertama kali menyandang gelar anak kos, bangun pola hidup kalian dengan baik.


Penulis: Opin Sanjaya

0 Komentar