Idelando-"Di mana bumi dipijak di sana langit dijunjung". Artinya, di mana kamu berada harus mengikuti peraturan yang berlaku, termasuk tata krama. Bapa sering nasihat saya dengan kalimat itu. Sungguh! Sekarang saya alami ketika jauh dari rumah dan berkenalan dengan orang baru. Betapa penting menjaga tata krama. Saya kira kita semua sepakat.

Sepuluh bulan yang lalu saya memutuskan pergi ke suatu tempat yang sangat jauh dari rumah. Langgar laut. Saya mewek, karena ingat orang tua. Maklum, ini pertama kali saya jauh dari orang tua. Awalnya, saya berpikir jauh dari orang tua itu adalah pilihan terbaik dan saya yakin mudah tuk dilalui. Ternyata tidak semudah yang saya pikirkan, semuanya butuh proses hingga pada suatu hari, saya bertemu seseorang yang umurnya beda setahun dengan saya.

Kami berkenalan. Namanya Kezia. Dari Sukabumi. Dia orang yang sangat ramah. Saya jadi ingat teman baik saya, Opin (redaktur Idelando), hehehe. Bedanya Opin laki-laki, sedangkan dia perempuan. Setelah berkenalan, dia bercerita banyak tentang kota Sukabumi, baik keadaan tempatnya dan lingkungan pergaulan yang ada di sekitar kami. Hal yang paling menyenangkan ketika dia memanggil saya dengan sebutan “Kak”. Ini tanda-tanda kehidupan ini, hehehe. Padahal kami baru berkenalan.

Ada banyak informasi yang saya peroleh tentang Sukabumi yang akan menjadi tempat saya berpetualang. Setelah bercerita tentang kota Sukabumi, dia juga bercerita tentang temannya yang berasal dari NTT. 

"Kak saya dulu punya teman yang juga orang NTT, saya suka dengan orang NTT, saat disapa dan menyapa mereka selalu menjawab dengan kata 'iya'. Jujur Kak, saya merasa sangat dihargai, karena di tempat tinggal saya kebanyakan saya menemui orang bahkan anak-anak yang menjawab orang tua dan orang lain dengan sebutan ‘apa?’ atau 'a?'. Saya jadi tahu Kak, orang NTT itu pada umumnya selalu bersikap sopan ke orang lain." Kata Kezia.

Kalian tahu, ketika saya dengar itu, saya merasa hidung saya mengembang alias songet.

Saya tidak menafikan hal itu. Saya pun menceritakan pengalaman pribadi saya, bagaimana saya selalu dididik oleh orang tua agar selalu sopan dengan siapa saja yang kita temui dan di mana pun kita berada. Ke mana pun kita pergi, kita membawa identitas diri. Dalam identitas itu, ada diri kita sendiri, orang-orang yang kita cintai, ada asal kita, dan masyarakat. Sikap kita mencerminkan kepribadian dan orang-orang yang ada di belakang kita. Ketika kita menunjukkan sikap buruk, orang-orang tidak mengecap buruk kepada kita secara pribadi, tetapi secara identitas. Kita mesti menjaga diri kita dengan sikap yang baik, karena ada orang lain di belakang kita yang mesti kita jaga. Encok.

Jadi, benar yang bapa nasihat ke saya e. Bagaimana menurut kalian? Bangga to jadi orang NTT? Kita dikenal sebagai orang yang santun di luar sana. 

Sukabumi, 9 Mei 2022

Penulis: Eldis Ame

Ganda: obrol; bercakap-cakap

#idelando #ntt

0 Komentar